Juno masih kecil ketika ayahnya meninggalkannya dari desa mereka di Jawa Tengah. Ditinggalkan dan sendirian, ia bergabung dengan pusat tari Lengger tempat laki-laki membentuk penampilan dan gerakan feminin mereka. Sensualitas dan seksualitas yang muncul dari tarian yang bercampur dengan kekerasan sosiopolitik lingkungan Indonesia, memaksa Juno berpindah dari desa ke desa.