Tiga tahun setelah Affandi, Jay dan Richard mengalami krisis identitas, hidup mereka tampak bahagia. Namun mereka mengulangi kesalahan yang sama: meremehkan wanita. Kali ini, “korban” mereka adalah istri mereka sendiri. Mereka menganggap pekerjaan rumah itu sangat mudah dibandingkan dengan mencari nafkah. Setelah sukses dalam bisnis mereka, mereka memutuskan untuk membangun bisnis baru dan menggunakan sebagian besar aset mereka untuk investasi.